Ketika sedang teringat sunah tentang larangan mencela makanan tiba-tiba saja terbersit untuk melanjutkan redaksi larangan tersebut menjadi sebuah ungakapan, “Jangan mencela makanan dan jangan mencela tempat kita mencari makan”. Ungkapan tersebut lalu menjadi status di Facebook dan mendapat beberapa tanggapan positif dari teman-teman.
Meski demikian ungkapan tersebut tidak terjabarkan lebih dalam dan jelas sampai akhirnya secara tidak sengaja aku bertemu dengan bukunya Jamil Azzaini, “ON”. Pada salah satu bagian terdapat judul “Ciri tak punya passion : Meludah di sumur yang salah”.
Buku “ON” – Jamil Azzaini
Inti dari tulisan tersebut sama dengan ungkapan yang menjadi status Facebook-ku. Berikut cuplikannya:
Jangan pernah meludah di sumur yang airnya kamu minum*.
Pernahkah anda menjumpai orang-orang yang bekerja di suatau perusahaan atau instansi, mendapat gaji dan berbagai fasilitas dari tempat tersebut, tetapi hobinya menjelek-jelekkan perusahaan atau instansi tempat ia bekerja? Orang inilah yang saya sebut meludah di sumur yang airnya ia minum.
Orang-orang semacam ini biasanya senang mengeluh, tidak bertanggungjawab, dan oportunis. Mereke membicarakan sesuatu yang tidak mereka suka kepada sesama teman yang tidak bisa mengambil keputusan. Saat diajak diskusi dengan pimpinan mereka diam seribu bahasa. Bergaul dengan orang-orang semacam ini ibarat Anda meminum air sumur yang airnya mereka ludahi.
Orang-orang yang termasuk kelompok ini salah satunya disebabkan karena mereka bekerja tanpa passion. Waktu yang seharusnya digunakan untuk mngasah passion-nya justru digunakan untuk hal yang sia-sia.
Mereka bekerja asal kerja, atau sekedar memenuhi job description, “pas banderol”. Apabila ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya mulutnya sibuk “bekerja”, sementara prestasi kerjanya biasa saja.
*) Bukan berarti kita boleh meludah di sumur orang lain 🙂