Apakah anda penyebab banjir?

Jawabannya mudah. Coba bandingkan luas bangunan anda (lantai dasar) dengan luas tanah. Jika angkanya semakin besar maka artinya anda semakin berkontribusi terhadap banjir dan penurunan cadangan air tanah.

Koefisien dasar bangunan (KDB) dimaksudkan agar setiap orang yang membangun rumah masih menyisakan area resapan air hujan. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada dasarnya ditujukanuntuk mengontrol hal tersebut meskipun pada praktiknya banyak penyimpangan atau pemilik rumah sengaja melanggar IMB.

Bukan hal aneh bahkan menjadi kelaziman jika sebagian besar rumah memenuhi seluruh luasan tanah. Artinya tidak ada resapan sama sekali. Jika semakin banyak rumah dibangun maka air hujan yang meresap akan semakin sedikit dan air permukaan akan semakin banyak.

Pertanyaannya apakah luas penampang sungai/drainase dari tahun ke tahun semakin besar untuk mengantisipasi hal tersebut ataukah sebaliknya? Kita bisa menjawab sendiri.

Sekarang mari kita mainkan hitung-hitungannya. Misalkan curah hujan dalam 1 hari adalah 100 milimeter maka tiap meter persegi permukaan tanah akan mendapatkan air hujan sebanyak 100 liter. Jika daya resap tanah adalah 30 persen maka 30 liter air hujan akan meresap, 70 liter akan menjadi air permukaan yang mengalir ke drainase.

Misalkan luas tanah anda adalah 90 meter persegi dan hanya tersisa tanah terbuka seluar 18 meter persegi di halaman maka kontribusi anda dalam meresapkan air hujan adalah, 18X100X30% = 540 liter, sedangkan air hujan yang menjadi air permukaan adalah, (90X100)-540 = 8460 liter.

Artinya jika anda memiliki tanah seluar 90 meter persegi dengan ukuran 6X15 meter, lalu tersisa ruang terbuka hanya 3X6 meter sedangkan sisanya anda penuhi dengan bangunan, maka hanya 6% (540/9000) dari air hujan yang akan terserap (dengan asumsi daya resap tanah 30%).

Dalam skala kecil pelanggaran KDB itu juga akan membuat drainase di lingkungan tempat tinggal anda menjadi tidak muat lagi (banjir lokal). Bayangkan jika pelanggaran KDB itu dilakukan oleh pemilik rumah di daerah hulu sungai (Kabupaten Bogor) makan akan semakin banyak air hujan yang dialirkan ke sungai-sungai yang mengalir ke Cikarang, Bekasi dan Jakarta. Akibatnya bisa kita lihat sendiri sekarang.

Lalu apa solusinya?

Jika anda terlanjur menutup semua luas tanah dengan bangunan akan tetapi masih menyisakan halaman maka kita bisa membuat sumur resapan. Sumur resapan ini jauh lebih efektif dibanding biopori. Memang pembangunannya mahal akan tetapi volume air hujan yang bisa ditampung/diresapkan juga besar. Inilah yang disebut dengan memanen air hujan.

Tidak semua belahan bumi ini bisa mendapat karunia limpahan air murni, H20, yang relatif murni bebas pencemaran, berupa air hujan. Karena itu jika air hujan mengalir begitu saja ke drainase lalu ke sungai yang ujung2nya tercemari, menyebabkan banjir dan terbuang ke laut maka kerugian besar bagi kita.

* Referensi tentang pembuatan sumur resapan bisa anda dapatkan di situs Bebas Banjir 2015